“Tugas Softskill 3"
Pengertian, Elemen dan
Contoh dari Laporan Laba Rugi Bank
NAMA : HERNA
SETIA
KELAS : 2EB25
MATA KULIAH : BAHASA
INDONESIA
DOSEN : DANANG WIJAYANTO
Pengertian,
Elemen dan Contoh dari Laporan Laba Rugi Bank
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
2014
Pengertian, Elemen dan Contoh dari
Laporan Laba Rugi Bank
PENDAHULUAN
Pengertian Laporan Laba Rugi Bank
1. Laporan
laba rugi merupakan laporan mengenai pendapatan dan beban-beban suatu
perusahaan selama periode tertentu. Laporan laba rugi juga merupakan tujuan
utama untuk mengukur tingkat keuntungan dari perusahaan dalam suatu periode tertentu.
Hasil akhir dari suatu laporan laba rugi adalah keuntungan bersih atau
kerugian. Kemudian bila perusahaan tidak membagi deviden, maka seluruh hasil
akhir tersebut menjadi laba ditahan. Tetapi bila perusahaan membagi deviden,
maka hasil akhir tersebut terlebih dahulu dikurangi dengan deviden untuk
memperoleh nilai laba ditahan.
2. Laporan
laba rugi (Inggris:Income Statement atau Profit and Loss Statement) adalah
bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu
periode akuntansi yang menjabarkan unsur-unsur pendapatan dan beban perusahaan
sehingga menghasilkan suatu laba (atau rugi) bersih.
Elemen dari Laporan Laba
Rugi Bank
1. Pendapatan Jumlah dari :
A. Pendapatan Operasional : Hasil
Bunga dan Provisi dan Komisi
B. Pendapatan Non Operasional
2. Biaya Jumlah dari:
A.
Biaya Operasional
· Biaya
Bunga
· Biaya
Lanilla
B.
Biaya Non Operasional
3. Laba/Rugi sebelum pajak
4. Sisa/ Laba / Rugi
tahun lalu
Unsur-unsur dan Isi
laporan laba rugi biasanya terdiri dari:
·
Pendapatan
dari penjualan
·
Dikurangi
Beban pokok penjualan
·
Laba/rugi
kotor
·
Dikurangi
Beban usaha
·
Laba/rugi
usaha
·
Ditambah
atau dikurangi Penghaslan/beban lain
·
Laba/rugi
sebelum pajak
·
Dikurangi
Beban pajak
·
Laba/rugi
bersih
Berikut ini
istilah-istilah yang digunakan dalam laporan laba rugi yang diambilkan dari
Statement of Financial Accounting Concepts Nomor 6 yang dikeluarkan oleh FASB
yakni:
Pendapatan (revenue) adalah aliran masuk
atau kenaikan lain aktiva suatu badan usaha atau pelunasan utangnya (atau
kombinasi keduanya) selama suatu periode yang berasal dari penyerahan atau
pembuatan barang, penyerahan jasa, atau dari kegiatan lain yang merupakan
kegiatan utama badan usaha.
Biaya (expense) adalah aliran keluar atau pemakaian lain aktiva
atau timbulnya utang (atau kombinasi keduanya) selama satu periode yang berasal
dari penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa, atau dari pelaksanaan
kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama badan usaha.
Penghasilan (income) adalah selisih
penghasilan-penghasilan sesudah dikurangi biaya-biaya. Bila pendapatan lebih
kecil daripada biaya, selisihnya sering disebut rugi.
Laba (gain)
adalah kenaikan modal
9aktiva bersih) yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang
jarang terjadi dari suatu badan usaha, dan dari semua transaksi atau kejadian
lain yang mempengaruhi badan usaha selama suatu periode kecuali yang timbul
dari pendapatan (revenue) atau investasi oleh pemiliknya. Contohnya adalah laba
yang timbul dari penjualan aktiva tetap.
Rugi (loss)
adalah penurunan modal
(aktiva bersih) dan transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari
suatu badan usaha dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempengaruhi
badan usaha selama suatu periode kecuali yang timbul dari biaya (expense) atau
distribusi pada pemilik. Contohnya adalah rugi penjualan surat berharga.
Harga Perolehan (cost) adalah jumlah uang yang
dikeluarkan atau utang yang timbul untuk memperoleh barang atau jasa.Jumlah ini
pada saat terjadinya transaksi akan dicatat sebagai aktiva. Misalnya pembelian
mesin, dan pembayaran uang muka sewa (persekot biaya).
Berikut adalah bentuk dari aporan laba/rugi :
Laporan laba rugi
dapat disajikan dalam bentuk-bentuk sebagai berikut:
a. Bentuk langsung
(single step)
Dalam bentuk single step, penghasilan usaha dan penghasilan di
luar usaha disusun dalam satu kelompok. Demikian pula beban usaha dan beban di
luar usaha. Laba atau rugi bersih dihitung dengan cara mengurangi total
penghasilan dengan total beban.
b. Bentuk bertahap
(multiple step)
Dalam bentuk ini baik penghasilan maupun beban dipisah secara
rinci antara pendapatan dan beban usaha dengan penghasilan dan beban di luar
usaha sehingga bias dihitung penghasilan-penghasilan sebagai berikut:
Laba bruto, yaitu
hasil penjualan dikurangi harga pokok penjualanPenghasilan usaha bersih, yaitu
laba bruto dikurangi biaya-biaya usaha.Penghasilan bersih sebelum pajak, yaitu
penghasilan usaha bersih ditambah dan dikurangi dengan pendapatan-pendapatan
dan biaya-biaya diluar usaha.Penghasilan bersih sesudah pajak, yaitu
penghasilan bersih sebelum pajak dikurangi pajak penghasilan.Penghasilan bersih
dan elemen-elemen luar biasa, yaitu penghasilan bersih sesudah pajak ditambah
dan /atau dikurangi dengan elemen-elemen yang tidak biasa (sesudah diperhitungkan
pajak penghasilan untuk pos luar biasa)
TOPIK: BCA Kantongi Laba Bersih Rp 12,2
Triliun
TUJUAN : Untuk Mengukur
kinerja perusahaan dari sisi masa lalu dan memprediksi kinerja perusahaan
dimasa yang akan datang serta Mengukur tingkat risiko suatu perusahaan untuk
mengambil keputusan investasi.
Pembahasan
PT
Bank Central Asia Tbk (BCA) mencetak kinerja yang solid di sembilan bulan
pertama 2014. Dengan mencatatkan laba bersih sebesar Rp 12,2 triliun, performa
laba bersih BCA meningkat 17,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu
di Rp 10,4 triliun.
Presiden
Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menjelaskan kenaikan ini ditunjang oleh
pendapatan bunga bersih dan operasional lainnya yang mencapai Rp 30,1 triliun
atau naik 22,9 persen ketimbang periode tahun lalu di kisaran Rp 24,5 triliun.
"BCA
berhasil mempertahankan kinerja walau kondisi ekonomi domestik dan global
sedang dalam tren melemah. Kami optimistis bisa kembali menggenjot kinerja
dengan meningkatkan kredit yang berkualitas," ujar Jahja di Jakarta, Kamis
(30/10).
Hingga
kuartal III 2014, BCA telah memperoleh portofolio kredit sebesar Rp 330,7
triliun atau naik 10,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Dimana
kontribusi terbesar masih disumbang oleh pembiayaan kredit korporasi, komersial
dan UKM yang mencapai 85,5 persen. Sedangkan untuk perolehan dana pihak ketiga
(DPK) BCA di kuartal III 2014 sudah mencapai Rp 423 triliun, meningkat 7,9
persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Lantaran
memiliki performa DPK yang positif, rasio kredit terhadap dana pihak ketiga
atau loan to deposit ratio (LDR) berada di level yang sehat sebesar 75,9 persen
dengan rasio kredit bermasalah (NPL) masih terbilang aman dikisaran 0,7 persen.
Sementara rasio kecukupan modal (CAR) perseroan sampai dengan akhir September
kemarin tercatat 17,2 persen atau meningkat 1,4 persen dibandingkan periode
lalu sebesar 15,8 persen. "Dari
capaian ini bisa diketahui kalau posisi permodalan BCA masih sehat meski
dibayangi kondisi ekonomi yang melambat," ujar Jahja. Untuk menyiasati perlambatan
ekonomi, Wakil Presiden Direktur BCA Eugene Keith mengatakan perusahaan akan
mempertahankan pertumbuhan kreditnya.
KESIMPULAN/SARAN :
Dapat
disimpulkan bahwa PT. Bank Central Asia telah mengalami kemajuan yang pesat
dalam bentuk kinerja ataupun dalam bentuk pencapaian laba dibandingkan dengan
tahun yang sebelumnya, hingga pencapaian kuartal III 2014. BCA telah memperoleh
portofolio kredit sebesar Rp 330,7 triliun atau naik 10,6 persen dibandingkan
periode yang sama tahun lalu. Apalagi dengan diketahuinya kondisi ekonomi
domestik dan global sedang dalam tren melemah, jikalau sekarang likuiditas
perusahaan sedang ketat ditambah industri juga tengah melemah, dengan menjaga
pertumbuhan kredit, diharapkan kinerja perseroan dapat dipertahankan, dan jikalaun
kinerja perseroan dapat dipertahankan, maka pencapaian laba juga dapat
dipertahankan atau bahkan mungkin akan mengalami kenaikan ditahun yang akan
datang.
Daftar Pustaka : http://www.cnnindonesia.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar