TUGAS
SOFTSKILL
SEJARAH dan PROFIL PT. UNILEVER INDONESIA
DISUSUN
OLEH
HERNA
SETIA (23212439)
AKUNTANSI
INTERNASIONAL
FAKULTAS
EKONOMI
JURUSAN
AKUNTANSI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2016
Profil, Sejarah dan Modal Awal PT. UNILEVER INDONESIA
Sejarah dari
PT. Unilever
Misi korporasi Unilever adalah untuk
meningkatkan vitalitas hidup. Hal ini menunjukkan bagaimana perusahaan
benar-benar memahami pelanggan abad 21 dan kehidupan mereka. PT Unilever
Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken
N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H. van Ophuijsen, notaris
di Batavia. Akta ini disetujui oleh Gubernur Jenderal van Negerlandsch-Indie
dengan surat No. 14 pada tanggal 16 Desember 1933, terdaftar di Raad van Justitie
di Batavia dengan No. 302 pada tanggal 22 Desember 1933 dan diumumkan dalam
Javasche Courant pada tanggal 9 Januari 1934 Tambahan No. 3.
Dengan akta No. 171 yang dibuat oleh
notaris Ny. Kartini Mulyadi tertanggal 22 Juli 1980, nama perusahaan diubah menjadi
PT Unilever Indonesia. Dengan akta no. 92 yang dibuat oleh notaris Tn. Mudofir
Hadi, S.H. tertanggal 30 Juni 1997, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever
Indonesia Tbk. Akta ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan keputusan
No. C2-1.049HT.01.04TH.98 tertanggal 23 Februari 1998 dan diumumkan di Berita
Negara No. 2620 tanggal 15 Mei 1998 Tambahan No. 39. Perusahaan mendaftarkan
15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya setelah
memperoleh persetujuan dari Ketua Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam) No.
SI-009/PM/E/1981 pada tanggal 16 November 1981.
Pada Rapat Umum Tahunan perusahaan
pada tanggal 24 Juni 2003, para pemegang saham menyepakati pemecahan saham,
dengan mengurangi nilai nominal saham dari Rp 100 per saham menjadi Rp 10 per
saham. Perubahan ini dibuat di hadapan notaris dengan akta No. 46 yang dibuat
oleh notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal 10 Juli 2003 dan disetujui oleh
Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan keputusan No.
C-17533 HT.01.04-TH.2003.
Perusahaan bergerak dalam bidang
produksi sabun, deterjen, margarin, minyak sayur dan makanan yang terbuat dari
susu, es krim, makanan dan minuman dari teh dan produk-produk kosmetik.
Sebagaimana disetujui dalam Rapat
Umum Tahunan Perusahaan pada tanggal 13 Juni, 2000, yang dituangkan dalam akta
notaris No. 82 yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal 14 Juni
2000, perusahaan juga bertindak sebagai distributor utama dan memberi jasa-jasa
penelitian pemasaran. Akta ini disetujui oleh Menteri Hukum dan
Perundang-undangan (dahulu Menteri Kehakiman) Republik Indonesia dengan
keputusan No. C-18482HT.01.04-TH.2000. Perusahaan memulai operasi komersialnya
pada tahun 1933.
Pada tanggal 22 November 2000,
perusahaan mengadakan perjanjian dengan PT Anugrah Indah Pelangi, untuk
mendirikan perusahaan baru yakni PT Anugrah Lever (PT AL) yang bergerak di
bidang pembuatan, pengembangan, pemasaran dan penjualan kecap, saus cabe dan
saus-saus lain dengan merk dagang Bango, Parkiet dan Sakura dan merk-merk lain
atas dasar lisensi perusahaan kepada PT Al.
Pada tanggal 3 Juli 2002, perusahaan
mengadakan perjanjian dengan Texchem Resources Berhad, untuk mendirikan
perusahaan baru yakni PT Technopia Lever yang bergerak di bidang distribusi,
ekspor dan impor barang-barang dengan menggunakan merk dagang Domestos Nomos.
Pada tanggal 7 November 2003, Texchem Resources Berhad mengadakan perjanjian
jual beli saham dengan Technopia Singapore Pte. Ltd, yang dalam perjanjian
tersebut Texchem Resources Berhad sepakat untuk menjual sahamnya di PT
Technopia Lever kepada Technopia Singapore Pte. Ltd.
Dalam Rapat Umum Luar Biasa
perusahaan pada tanggal 8 Desember 2003, perusahaan menerima persetujuan dari
pemegang saham minoritasnya untuk mengakuisisi saham PT Knorr Indonesia (PT KI)
dari Unilever Overseas Holdings Limited (pihak terkait). Akuisisi ini berlaku
pada tanggal penandatanganan perjanjian jual beli saham antara perusahaan dan
Unilever Overseas Holdings Limited pada tanggal 21 Januari 2004. Pada tanggal 30
Juli 2004, perusahaan digabung dengan PT KI. Penggabungan tersebut dilakukan
dengan menggunakan metoda yang sama dengan metoda pengelompokan saham (pooling
of interest). Perusahaan merupakan perusahaan yang menerima penggabungan dan
setelah penggabungan tersebut PT KI tidak lagi menjadi badan hukum yang
terpisah. Penggabungan ini sesuai dengan persetujuan Badan Koordinasi Penanaman
Modal (BKPM) dalam suratnya No. 740/III/PMA/2004 tertanggal 9 Juli 2004.
Pada tahun 2007, PT Unilever Indonesia Tbk. (Unilever)
telah menandatangani perjanjian bersyarat dengan PT Ultrajaya Milk Industry
& Trading Company Tbk (Ultra) sehubungan dengan pengambilalihan industri
minuman sari buah melalui pengalihan merek “Buavita” dan “Gogo” dari Ultra ke
Unilever. Perjanjian telah terpenuhi dan Unilever dan Ultra telah
menyelesaikan transaksi pada bulan Januari 2008.
Unilever mempunyai 6 pabrik di Kawasan Industri Jababeka,
Cikarang, Bekasi, serta 2 pabrik di Kawasan Industri Rungkut, Surabaya, Jawa
Timur, dengan kantor pusat di Jakarta. Kantor Cabang PT Unilever Indonesia
Tbk Semarang:
Alamat: Jl Letjen S Parman No 57 Candi, Gajah Mungkur Semarang 50232 Jawa Tengah
Nomor Telepon: (024) 8504940, 8312825. Fax: (024) 8504942.
Emil: secr_semarang.indonesia@unilever.com
Website: www.unilever.co.id
Alamat: Jl Letjen S Parman No 57 Candi, Gajah Mungkur Semarang 50232 Jawa Tengah
Nomor Telepon: (024) 8504940, 8312825. Fax: (024) 8504942.
Emil: secr_semarang.indonesia@unilever.com
Website: www.unilever.co.id
Berikut adalah Kronologi dari
Perusahaan :
1920-30 Import oleh van den Bergh,
Jurgen and Brothers
1933
Pabrik sabun – Zeepfabrieken NV Lever – Angke, Jakarta
1936
Produksi margarin dan minyak oleh Pabrik van den Bergh NV
Angke, Jakarta
1941
Pabrik komestik – Colibri NV, Surabaya
1942-46 Kendali oleh unilever
dihentikan (Perang Dunia II)
1965-66 Di bawah kendali pemerintah
1967
Kendali usaha kembali ke Unilever
berdasarkan undang-undang penanaman modal asing
1981
Go public dan terdaftar di Bursa Efek Jakarta
1982
Pembangunan pabrik Ellida Gibbs di Rungkut, Surabaya
1988
Pemindahan Pabrik Sabun Mandi dari Colibri ke Pabrik Rungkut,
Surabaya
1990
Terjun di bisnis teh
1992
Membuka pabrik es krim
1995
Pembangunan pabrik deterjen dan makanan di Cikarang, Bekasi
1996-98 Penggabungan instalasi
produksi – Cikarang, Rungkut
1999
Deterjen Cair NSD – Cikarang
2000
Terjun ke bisnis kecap
2001
Membuka pabrik teh – Cikarang
2002
Membuka pusat distribusi sentral Jakarta
2003
Terjun ke bisnis obat nyamuk bakar
2004
Terjun ke bisnis makanan ringan
2005
Membuka pabrik sampo cair – Cikarang
2008
Terjun ke bisnis minuman sari buah
2010
Perusahaan memasuki bisnis pemurnian air dengan meluncurkan Pureit
2011
Perusahaan mendirikan pabrik sabun mandi Dove di Surabaya
sekaligus memperluas pabrik es krim Wall’s dan Skin
Care di Cikarang
Modal Awal Pemegang Saham
Unilever Indonesia “go public” dan tercatat di Bursa Efek Indonesia sejak
11 Januari 1982. Jumlah saham yang diterbitkan sebanyak 7.630.000.000
lembar saham biasa dengan nilai nominal Rp 10,-. Per akhir 2012, Unilever
Indonesia menempati urutan ke tujuh terbesar untuk kapitalisasi pasar di
Bursa Efek Indonesia.
Struktur modal
- Modal Dasar
: Rp 76.300.000.000
- Modal
yang Ditempatkan : Rp 76.300.000.000
- Modal
Disetor
: Rp 76.300.000.000
- Nilai
Nominal per saham : Rp 10
Pencatatan Saham di Bursa Efek Indonesia:
Tanggal
|
Tindakan
Korporasi
|
Jumlah Saham
|
11 Januari
1982
|
Penawaran
Umum
|
9,200,000
|
15
Desember 1989
|
Saham
Bonus (Kapitalisasi dari
selisih penilaian kembali aset tetap) |
1,533,334
|
22
September 1933
|
Saham
bonus (kapitalisasi dari agio
saham) |
717,891
|
2
Januari 1998
|
Saham
Pendiri
|
64,848,775
|
6 November
2000
|
Pemecahan
saham (nilai nominal Rp
1.000 menjadi Rp 100) |
686,700,000
|
3
September 2003
|
Pemecahan
saham (nilai nominal Rp
1.000 menjadi Rp 10) |
6,867,000,000
|
12
November 2008
|
Pengalihan
kepemilikan saham dari
Mavibel (Maatschappij voor Internationale Beleggingen) kepada
Unilever Indonesia Holding B.V.,
the Netherlands
|
6,484,877,500
|
Pemegang Saham:
Unilever Indonesia Holding B.V. memiliki 6,484,877,500 saham atau setara
85% dari total jumlah saham UNVR. Publik memiliki 1,145,122,500 saham (15%).
Berikut beberapa produk Unilever :
Visi dari
Perusahaan
Produk Unilever menyentuh sekitar 2 milyar orang, baik
itu melalui perasaan yang luar biasa karena mereka memiliki rambut kemilau,
membuat rumah yang bersih atau dengan snack yang sehat. Untuk meraih rasa cinta
dan penghargaan dari Indonesia dengan menyentuh kehidupan setiap orang
Indonesia setiap harinya.
Misi dari
Perusahaan
- Bekerja untuk menciptakan masa depan yang lebih
baik setiap hari.
- Membantu konsumen merasa nyaman, berpenampilan
baik dan lebih menikmati hidup melalui brand dan layanan yang baik bagi
mereka dan orang lain.
- Menginspirasi masyarakat untuk melakukan langkah
kecil setiap harinya yang bila digabungkan bisa mewujudkan perubahan besar
bagi dunia.
- Senantiasa mengembangkan cara baru dalam
berbisnis yang memungkinkan kami tumbuh dua kali lipat sambil mengurangi
dampak terhadap lingkungan.
Tujuan & prinsip
Standar tertinggi dari perilaku
korporat terhadap setiap orang yang bekerja dengan kami, komunitas yang kami
sentuh dan lingkungan yang terdampak dari pekerjaan kami.
Selalu bekerja dengan integritas
Beroperasi dengan integritas dan
rasa hormat pada orang-orang, sentuhan bisnis kami pada organisasi dan
lingkungan selalu menjadi pusat dari tanggung jawab corporate kami.
Dampak
Positif
Kami bertujuan memberikan dampak
positif dengan berbagai cara: melalui brand kami, melalui kegiatan komersial
dan hubungan kami, melalui kontribusi sukarela, serta berbagai cara lain dimana
kami berhubungan dengan masyarakat.
Komitmen
yang berlanjut
Kami juga berkomitmen untuk
terus meningkatkan cara dalam menangani dampak lingkungan dan bekerja dengan
tujuan jangka panjang kami dalam mengembangkan bisnis yang berkelanjutan.
Menjalankan
aspirasi kami
Tujuan corporate kami telah
memberikan aspirasi bagi kami untuk mengelola bisnis. Hal ini diperkuat
peraturan kami dalam prinsip-prinsip bisnis yang menjelaskan standar
operasional yang diikuti semua karyawan Unilever, dimanapun mereka berada
diseluruh dunia. Aturan ini juga mendukung pendekatan kami pada pemerintah
serta tanggung jawab corporate.
Bekerja
dengan yang lain
Kami ingin bekerja dengan para
penyedia sumber daya yang memiliki nilai dan standar yang sama dengan kami
dalam bekerja. Peraturan tentang rekanan bisnis, sejalan dengan peraturan
prinsip bisnis kami, terdiri dari sepuluh prinsip yang meliputi integritas
bisnis dan tanggung jawab yang berhubungan dengan karyawan, konsumen dan
lingkungan.
KEKUATAN
- Strategi promosi produk unilever yang efektif
dengan menampilkan model-model yang tipikal muda, berkulit putih, berambut
panjang sehingga memacu konsumen (lebih spesifik perempuan) untuk membeli
produk tersebut agar dapat mengalami sendiri hasil yang diterima di model
dalam iklan tersebut.
- Unilever gencar di misi sosial, sehingga
kedekatan dengan konsumen dapat terus terjaga. Hal ini terlihat dari
pembelanjaan iklan dan promosi yang telah mendorong pertumbuhan penjualan
di tengah pasar yang kompetitif. PT Unilever Indonesia sebagai salah satu
perusahaan dengan belanja iklan terbesar menurut majalah marketing (Top
Brand Survey, edisi khusus 2007).
- Unilever mempunyai moto "Operational
excellence with no compromise on quality". Unilever dalam menjalankan
operasinya dijalankan dengan baik tanpa mengabaikan kualitas produk.
- Pemimpin pasar consumer goods di Indonesia.
- Memiliki tim yang terdiri dari orang-orang
berdedikasi, terampil, dan termotivasi di segenap jajaran.
- Adanya kenaikan pangsa pasar untuk kategori-kategori
penting seperti face care, savoury, dan ice cream.
- Perencanaan yang baik dan kerja sama yang erat
dengan para pemasok, konsumen, dan distributor untuk menghantar
produk-produk dari pabrik ke tempat-tempat penjualan.
- PT Unilever Indonesia tbk sudah memiliki jaringan
distribusi sendiri sehingga distribusi produknya hingga ke daerah-daerah
dapat terlayani.
KELEMAHAN
- Struktur matriks yang dimiliki PT Unilever
mempunyai beberapa tantangan yang harus dihadap perusahaan yaitu pertama,
sulitnya koordinasi kegiatan antar departemen yang mempunyai agenda dan
jadwal sendiri. Kedua, komunikasi pada karyawan yang bisa menerima
pesan-pesan yang berbeda-beda. Ketiga, resolusi konflik antar insiatif
dari dukungan departemen (SDM, keuangan, dan lain-lain) dengan departemen
lini produk yang biasanya sangat berorientasi komersial.
- Rendahnya respon pasar terhadap produk-produk
tertentu.
- Jumlah karyawan yang tambun.
- Birokrasi yang panjang karena kebijakan
sentralisasi yang menyebabkan unilever Indonesia tidak bisa begitu saja
memutuskan sesuatu.
- Lambatnya konsolidasi intern dalam pengambilan
keputusan.
- Ketidakjelasan sertifikat halal untuk
produk-produk tertentu.
- Mayoritas produk unilever memiliki entry barrier
rendah.
- Growth omzet penjualan dibawah rata-rata
industri.
Yayasan Unilever Indonesia
Yayasan Unilever Indonesia
adalah sarana utama dalam mengimplementasikan Unilever Sustainable Living Plan
di Indonesia. Tonggak sejarah dimulai pada 27 November 2000. Misi dari Yayasan
Unilever Indonesia adalah untuk mencari dan memberdayakan potensi masyarakat,
memberikan nilai tambah bagi masyarakat, menyatukan kekuatan dengan
mitra-mitranya dan bertindak sebagai katalis untuk pembentukan kemitraan.
Ide-ide pembangunan berkelanjutan dan tumbuh bersama dengan masyarakat tidak
bisa dipisahkan dari konsep visioner mantan Chairman dan CEO Unilever Indonesia
dari tahun 1998 hingga 2003, Nihal Kaviratne. Sebagai pemimpin perusahaan, ia
sangat memperhatikan upaya untuk membangun budaya perusahaan melalui
transformasi organisasi dan perubahan, serta tata kelola perusahaan dan
tanggung jawab sosial perusahaan. Pada saat itu, program pemberdayaan
masyarakat yang dilakukan oleh Unilever masih tidak merata dan tidak
terintegrasi. Akibatnya, hasil jauh dari optimal, apalagi berkelanjutan. Kemudian
Yayasan didirikan dan diberi tugas untuk melakukan CSR secara terpadu.
SUMBER :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar